![]() |
| Sumber : Ilustrasi Aktifitas Gen Z |
Generasi Z (Gen Z) terus mengukir jejak uniknya di berbagai aspek kehidupan, membawa tren yang tidak hanya mencerminkan identitas mereka, tetapi juga mengubah arah sosial dan budaya pada 2025. Meliput fenomena ini, media mencatat tujuh tren utama yang menjadi cermin perubahan dan ekspektasi generasi muda, sekaligus memperlihatkan bagaimana Gen Z dan Alpha berinteraksi dengan dunia modern.
Pertama, Gen Z makin selektif terhadap konten digital, memilih informasi yang autentik dan relevan dengan nilai pribadi mereka. Ini seperti algoritme media sosial yang diperbarui secara berkala oleh pengguna, bukan hanya oleh platform, sehingga mereka mengontrol apa yang ingin mereka konsumsi secara sadar.Kedua, keberlanjutan lingkungan menjadi perhatian serius. Mereka mengadopsi gaya hidup ramah lingkungan dan menuntut perusahaan serta pemerintah bertanggung jawab atas dampak ekologis. Studi tren sosial terbaru yang dipublikasikan dalam Journal of Environmental Psychology (2024) menunjukkan bahwa 76% Gen Z merasa takut terhadap perubahan iklim dan aktif mencari cara untuk berkontribusi positif.
Ketiga, ekspresi identitas makin beragam dan diterima secara luas. Gen Z berani mengeksplorasi gender dan orientasi yang tidak konvensional, menolak stereotip lama yang membatasi kebebasan individu. Ini menunjukkan pergeseran nilai ke arah inklusivitas, yang juga didukung oleh riset di jurnal Social Identity Studies (2023).
Keempat, kesehatan mental dan kesejahteraan menjadi prioritas utama. Mereka lebih terbuka membicarakan isu psikologis dan mencari dukungan profesional. Dalam era di mana tekanan sosial digital sangat tinggi, Gen Z menjadi penggerak utama untuk normalisasi kesehatan mental, sebuah fakta yang didukung oleh data American Psychological Association (2024).
Kelima, edukasi dan pembelajaran terus beradaptasi dengan teknologi. Gen Z memanfaatkan platform online untuk mengembangkan keterampilan dan karier secara fleksibel, sekaligus mengkritisi sistem pendidikan tradisional yang dianggap kurang responsif terhadap kebutuhan mereka.
Keenam, mereka menempatkan nilai tinggi pada pengalaman ketimbang materi, menandai pergeseran konsumsi dari barang ke pengalaman hidup yang bermakna. Termasuk di dalamnya preferensi untuk traveling, seni, dan event budaya.
Ketujuh, keterlibatan dalam politik dan advokasi makin intens. Gen Z menggunakan media sosial untuk menyuarakan aspirasi dan berpartisipasi dalam perubahan sosial, bukan hanya sebagai penonton, tapi aktor yang aktif.
Melalui pengalaman jurnalis yang mendalami berbagai lapisan kehidupan Gen Z serta dukungan riset terpercaya, laporan ini membuktikan bahwa tren-tren tersebut bukan sekadar fenomena sesaat, tapi manifestasi kekuatan fresh yang membentuk masa depan sosial budaya global.
Tags
Cerita Kita
