Pernah dengar gaji anggota DPR cuma Rp 230 juta sebulan? Ya, itu kata orang. Tapi, Pak Mahfud MD, mantan DPR dan hakim MK, punya cerita lain. Dia dengar, gaji sebenarnya bisa sampai miliaran rupiah per bulan! Kaget? Tentu.
Dari hasil wawancara singkat kami, 9 dari 10 warga yang kami temui di pasar menghela napas panjang dan geleng-geleng kepala. "Pantesan hidupnya makmur. Kita ngitung THR setahun sekali aja udah pusing, lah ini gaji sebulan kok segede itu," keluh Pak Maman, seorang pedagang di pasar tradisional.
Gaji Pokok Vs. Uang 'Jajan' Tanpa Batas
Fakta kerasnya, angka Rp 230 juta itu cuma gaji resmi. Di luar itu ada seabrek tunjangan: tunjangan jabatan, tunjangan istri, rumah, transportasi, dan yang paling fantastis, uang reses.
Kalau zaman Pak Mahfud aja uang reses tiga bulan sekali bisa Rp 42 juta, sekarang berapa? Belum lagi ada uang saku kunjungan ke luar negeri yang katanya dalam bentuk dolar dan jumlahnya gede. Ini kayak kita dapat gaji bulanan, tapi juga dapat 'uang jajan' tak terbatas dari kantong rahasia.
Mirisnya, di saat yang sama, masih banyak gelandangan yang ngorek-ngorek sampah. "Tinggal di rumah mewah, pakai mobil mewah, terus dibilang gajinya cuma segitu? Itu mah namanya ngasih makan keluarga, bukan cari rezeki," celetuk Ibu Susi, seorang ibu rumah tangga yang lagi antre beli beras.
Apa ini yang namanya wakil rakyat? Yang satu hidupnya makmur sentosa, yang diwakilinya masih harus berjuang keras buat makan sehari-hari?
Kalau Gaji Aja Masih 'Misterius', Terus Transparansi Buat Apa?
Penjelasan dari pejabat soal gaji ini selalu abu-abu, nggak pernah jelas.
Selalu ada embel-embel "tunjangan" dan "biaya operasional" yang jumlahnya bikin mata melotot. Jadi, kalau gaji wakil rakyat saja masih jadi teka-teki, apa kita masih bisa percaya sama transparansi yang mereka gembar-gemborkan? Apa benar mereka mewakili kita, atau cuma mewakili rekening pribadi mereka?
Tags
Rakyat Bicara Fakta