POV. Rakyat --- Sungguh ironis, Indonesia yang seharusnya masih gembira karena merayakan ke-80 tahun umurnya, ternyata kini berada pada persimpangan. Dirinya masih terus menapaki jalan pembangunan di tengah polikrisis global: krisis iklim, pangan, energi, ekonomi, dan demokrasi. Realitasnya, hari ini memperlihatkan wajah yang kompleks: penuh tantangan, tetapi juga menaruh kegelisahan apakah masih ada harapan?
Julukan keren mu seperti Surga Dunia (Heaven of Earth), Negara Megabiodiversitas, Negeri Seribu Candi, Zamrud Khatulistiwa, Paru-Paru Dunia, bahkan Macan Asia yang Tertidur. Seperti hanya sebuah tulisan yang entah akan bertahan lama atau segera tergerus dan berganti julukan menjadi Negara ke-4 dengan penduduk miskin terbanyak1 , Negara ke-14 dengan polusi tertinggi2, Negara ke-2 dari bawah soal literasi dunia3.
Walaupun data BPS mencatat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) triwulan II 2025 sebesar 5,12% naik dari 4,87% di kuartal sebelumnya, namun 283,5 juta jiwa yang kini hidup di Indonesia, masih merasakan ketimpangan ekonomi yang sangat tinggi, orang kaya semakin kaya, orang miskin semakin miskin. Pemerataan masih menjadi misteri di Indonesia.
Belum lagi, titipan-titipan suara rakyat kepada perwakilan rakyat, yang tak lagi menjadi solusi. Indonesia menjadi negara demokrasi terbesar ke-3 di dunia hanyalah sebuah kata-kata, namun minim realisasi. Polarisasi politik, misinformasi, semakin menekan kepercayaan publik terhadap institusi menjadi tantangan nyata.
Seharusnya di umur ke-80 Indonesia saat ini, bukan hanya sekedar negara yang bertahan menghadapi krisis, melainkan sudah menjadi ruang hidup yang terus nyaman dan aman, beradaptasi, dan mempertahakankan julukan-julukan kerennya. Tantangan besar memang nyata, namun apakah masih bisa kita berharap?
2(sumber: https://goodstats.id/article/indonesia-masuk-daftar-negara-polusi-udara-tertinggi zCaUx#:~:text=Pada%202023%2C%20Indonesia%20menempati%20peringkat,risiko%20kematian%20akibat%20penyakit%20terkait.&text=Setiap%20tahun%2C%20jutaan%20orang%20di,memengaruhi%20jutaan%20orang%20setiap%20tahunnya.)
