Kemarin, di panggung megah MPR/DPR/DPD, kita semua disuguhi paparan kunci-kunci visi sang presiden terpilih, Pak Prabowo. Tentu saja, sebagai tim media yang hadir langsung meliput, telinga kita udah siaga buat nangkap poin-poin krusial. Tapi, mari kita jujur sebentar, apa benar semua "kunci" itu relevan buat buka pintu masalah rakyat?
Bicara soal janji, data BPS terbaru bikin kita nyengir kecut. Angka kemiskinan memang turun, tapi selisih pendapatan si kaya sama si miskin itu loh, melebarnya kok kayak jurang Mariana? Lebih dari 80% kekayaan negara cuma dinikmati segelintir orang. Ini data lho, bukan gosip! Terus, coba denger obrolan di warung kopi. Bu Tejo dari Pasar Induk bilang, "Pak, janji-janji itu udah kayak playlist lawas, diulang terus. Tapi lagunya kok gitu-gitu aja, harga cabai masih nyekik leher?" Sakit tapi nyata, kan?
Sebagai tim media yang ngeliput langsung, kita lihat Pak Prabowo menyajikan beberapa 'kunci' penting. Apa aja sih?
Kunci 1: Stabilitas Ekonomi & Pertumbuhan
Beliau menekankan pentingnya stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan yang inklusif. Keren, sih. Tapi coba deh, kayak lagi diet. Banyak janji mau kurus, tapi piring kita isinya masih sama aja. Gimana mau beneran inklusif kalau harga-harga kebutuhan pokok masih joget-joget tiap minggu? Fokus utama? Pangan dan energi. Katanya swasembada, padahal impor bawang putih masih ngalir kayak air terjun Niagara.
Kunci 2: Birokrasi Efisien & Anti-Korupsi
Nah, ini nih yang paling ditunggu. Janji birokrasi ramping dan anti-korupsi. Dibilang, pelayanan publik harus cepat, bersih, transparan. Gini ya, bro. Korupsi itu kayak kentut di lift. Nggak kelihatan, tapi baunya nyebar ke mana-mana, bikin orang nggak nyaman. Katanya mau digebuk, tapi kok masih banyak yang bebas melenggang kangkung? Warga sering bilang, "Urus KTP aja masih muter-muter kayak komedi putar, Pak. Janjinya muluk-muluk, tapi di lapangan kok gitu-gitu aja?"
Kunci 3: Persatuan Nasional & Stabilitas Politik
Terakhir, beliau juga menyinggung soal pentingnya persatuan dan stabilitas politik. Nggak ada kemajuan tanpa persatuan, katanya. Iya, setuju. Tapi di era medsos yang dikit-dikit julid ini, gampang banget pecah belah. Kadang, narasi persatuan itu cuma di atas panggung, begitu turun langsung 'gas' lagi ke kubu-kubuan. Gimana nggak bingung rakyat?
Jadi, kunci-kunci itu udah dipaparkan. Pertanyaannya: ini cuma deretan janji manis yang bikin telinga geli, atau beneran blueprint masa depan? Panggung sidang MPR/DPR/DPD itu kan ibarat grand final. Semua mata tertuju. Tapi, apakah ini cuma sekadar performa untuk rating, atau memang ada substansi yang siap diimplementasikan? Rakyat menunggu, bukan cuma pidato yang menggema, tapi aksi nyata yang merubah nasib mereka. Terus, kita cuma bisa tepuk tangan, atau ikut nagih janji-janji ini sampai tuntas?
TAGS: Prabowo Subianto, Sidang MPR, Pidato Politik, Janji Politik, Kebijakan Publik, Indonesia, Ekonomi Rakyat, Satire